Rabu, 31 Maret 2010

TUJUH KEUTAMAAN ILMU ATAS HARTA

TUJUH KEUTAMAAN ILMU ATAS HARTA

Nabi Saw. pernah menyebut Ali bin Abi Thalib sebagai Pintu Kota Ilmu Rasul. Beliau bersabda, "Ana madiinatul `ilmi wa `aliyyun baabuha, faman araada al-madiinata falya`tihaa min baabiha.." "Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali adalah pintunya. Barangsiapa menginginkan ilmu, maka datangilah dari pintunya..."

Jika kita ingin mengetahui apa kelebihan ilmu di atas harta, mari kita simak kata-kata Ali bin Abi Thalib berikut, "Ilmu itu lebih utama daripada harta dengan tujuh alasan:

(1) Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan para Firaun,
(2) Ilmu tidak akan berkurang bila dikeluarkan, sedangkan harta akan berkurang bila dikeluarkan,
(3) Harta membutuhkan penjaga, sedangkan ilmu justru menjaga pemiliknya,
(4) Ilmu ikut terbawa mati, sedangkan harta ditinggalkan (di dunia(,
(5) Ilmu bisa diraih oleh orang Mukmin dan kafir, sedangkan ilmu hanya diraih oleh Mukmin saja,
(6) Semua orang membutuhkan orang yang berilmu dalam urusan agama mereka, mereka tidak membutuhkan para pemilik harta, dan
(7) Ilmu akan memperkuat seseorang saat menyeberangi Shirath, sedangkan harta justru menghalanginya..."

Lihat dalam buku Bihar al-Anwar, jilid 1, hlm. 185.
Selasa, 30 Maret 2010

AKU CINTA ILMU

AKU CINTA ILMU...

Sulaiman kecil ditanya oleh ayahandanya, Nabi Dawud a.s., "Anakku... Manakah yang hendak kaupilih: ilmu ataukah harta?" Sulaiman menjawab, "Aku memilih ilmu, ayah..." Singkat cerita, Sulaiman tumbuh menjadi sosok yang mencintai ilmu, terus belajar dan menggali ilmu. Allah Swt. kemudian menganugerahinya berbagai macam ilmu dan kecerdasan. Dia mengaruniai Sulaiman ilmu dan hikmah, bahkan akhirnya kemudian mengangkatnya sebagai nabi (nubuwwah) dan rasul (risalah). '"Waman yu`taa al-hikmah faqad uutiya khayran katsiiran" (Dan barangsiapa dianugerahi hikmah, maka sungguh ia telah dianugerahi kebaikan yang banyak)...

Ketika ayahandanya wafat, Nabi Sulaiman a.s. menggantikan kedudukan ayahnya untuk menjadi raja. Sebagai raja, beliau memiliki kekayaan yang melimpah ruah. Bahkan Kerajaan Saba yang subur makmur dan kaya raya itu, yang dipimpin oleh Ratu Bilqis, harus mengakui bahwa kerajaan Sulaiman lebih besar dan kaya ketimbang Kerajaan Saba. Dengan memilih ilmu, Nabi Sulaiman a.s. akhirnya menguasai harta juga. Beliau memiliki ilmu dan harta sekaligus.

Bahkan, lebih dari itu, sebagai seorang nabi yang juga raja, beliau bukan saja merajai bangsa manusia. Melainkan juga merajai jin dan semua binatang. Manusia, jin dan semua binatang tunduk di bawah kekuasaannya. Mereka bertindak sesuai perintahnya. Bahkan angin pun mengikuti apa yang ia perintahkan. Dan sebagai nabi, tentu saja beliau memiliki berbagai macam mukjizat yang luar biasa.... Dan beliau sangat mensyukuri anugerah kenikmatan Allah kepadanya. Seperti disebutkan dalam Al-Quran, beliau berdoa, "Wahai Tuhanku, gerakkanlah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Kaulimpahkan atas diriku dan kedua orang tuaku, dan gerakkanlah pula aku untuk melakukan amal salih yang Kauridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu dalam golongan orang-orang yang salih..."

Inilah produk KECINTAAN KEPADA ILMU. Kecintaan pada ilmu bisa mengantarkan seseorang meraih ilmu dan harta sekaligus. Namun tidak sebaliknya: kecintaan pada harta tidak akan mengantarkan seseorang pada ilmu. Justru kecintaan pada harta akan membutakan pelakunya. Sedangkan kecintaan kepada ilmu akan membukakan hati dan pikiran seseorang, melempangkan jalan-jalan kebaikan, dan membentangkan pintu-pintu kesejahteraan... Ilmu bisa membukakan jalan pengetahuan, jalan kesejahteraan, juga jalan kekuasaan... Itulah yang terjadi pada Nabi Sulaiman a.s. Nabi yang alim, yang kaya raya, yang menjadi penguasa, namun tetap rendah hati dan takut kepada Tuhannnya, Allah Azza Wajalla....

Maka, jadilah pecinta ilmu... Dan semestinya kita selalu berpikir dan menyatakan, "AKU CINTA ILMU..." Karena Allah Swt. adalah Zat Yang Berilmu, AL-`ALIIM...
Dengan begitu, "AKU CINTA ILMU" pada hakikatnya berarti "AKU CINTA ALLAH"...

Kelak, seorang "pecinta ilmu" akan bergerak menjadi seorang "berilmu", al-`aalim. Dan seorang berilmu jelas tidak sama dengan seorang yang tidak berilmu, "Qul hal yastawiilladziina ya`lamuuna walladiina laa ya`lamuun...?" --Katakanlah (hai Muhammad), apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

"Niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu, beberapa derajat...." --Yarfa`illaahu al-ladiina aamanuu minkum walladziina uutuu al-`ilma darajaat...
A K U _ C I N T A _ I L M U


31 Maret 2010

Ashoff Murtadha